Ruang Untukmu

Bab 1247



Bab 1247

Bab 1247 Menyembunyikan Seseorang di Dalam Rumahmu

Setelah Qiara selesai merapikan barang–barangnya, dia keluar dari kamarnya dan duduk di sofa ruang tamu di lantai tiga. Saat dia menatap pemandangan di luar sana, dia merasa sedikit sedih. Menghindar dari masalah bukanlah sebuah solusi, dan sikap serta tindakan Bianca akan membawa banyak kekhawatiran dan masalah untuk orang tua mereka.

Dia berharap orangtuanya bisa hidup dengan tenang tanpa harus membantu Bianca membereskan masalah yang dibuatnya dan dirinya bisa meminta maaf pada orang lain.

Apa yang harus saya lakukan pada adik saya ini? Pertanyaan itu membebaninya.

Saat itu, sekotak cokelat terlihat dalam pandangannya. Matanya berbinar, dan semua kekhawatirannya seolah dilempar ke luar jendela. Dia kemudian meraih kotak cokelat itu dan mendongak ke arah pria yang menawarkan benda itu kepadanya. “Bagaimana kamu bisa tahu kalau saya menyukai cokelat jenis ini?”

“Bukankah kamu menghabiskan dua kotak cokelat ini sebelumnya? Saya punya tiga kotak, dan ini yang terakhir,” ucap Nando seraya duduk di sebelahnya. Qiara lalu mengembalikan kotak cokelat itu kepadanya dalam diam. “Karena ini adalah yang terakhir, saya tidak mau memakannya. Kamù harus menyisakannya untuk dirimu sendiri.”

Nando sejeka terkejut mendengar hal itu sebelum dia kembali meletakkan sekotak cokelat itu ke tangannya. “Hal–hal yang baik harus dibagikan bersama orang–orang yang kamu cintai. Itulah makna dibalik keberadaannya.”

Qiara membelalakkan matanya dengan gugup karena dia merasa kata–kata itu jauh lebih manis. daripada cokelat.

Meskipun dia tidak tahu apa yang disukai pria itu darinya, dia merasa senang dirinya bisa disukai oleh seseorang.

Setelah membuka kotak cokelat itu, dia membuka bungkus cokelat pertama dan menyuapi Nando. “Ini. Ayo kita saling berbagi.”

Setelah dia menggigitnya, Qiara menatap cokelat yang sudah digigit setengah itu dan menunggu Nando selesai mengunyahnya sebelum menyuapinya lagi. Tak disangka, pria itu malah menggenggam tangannya dengan nakal dan membawa sisa cokelat itu ke depan bibirnya.

“Cobalah! Jangan malu–malu.”

Dia memasukkan sepotong cokelat itu ke dalam mulutnya dengan wajah memerah dan merasakan cita rasa yang sama dari potongan cokelat yang sama dengan yang pria itu makan.

Kotak itu hanya berisi delapan potong cokelat yang cantik. Qiara bisa saja menghabiskan seluruh cokelat itu dengan mudah sendirian, namun karena mereka berdua sedang berbagi, cokelat itu dengan cepat habis.

Karena dia merasa belum puas, dia berkata, “Cokelat ini lezat sekali. Sayang sekali kita tidak mendapatkannya di sini.”

Nando melihat raut wajah kecewanya dan tersenyum. Tidak tersedia di negara ini bukan berarti dirinya tidak bisa mendapatkannya lagi.

Saat itu, ponselnya berdering dan Qiara tidak sengaja melihat nama Julian di sana. Dia membatin, Jadi, kedua pria tampan ini ternyata berteman!

“Hei, Julian.”

“Bagaimana kalau saya pergi ke tempatmu dan bermain gim malam ini?”

“Akan merepotkan kalau kamu datang sekarang.” Nando langsung berterus–terang.

“Merepotkan kenapa?” tanya Julian.)

“Menurutmu?”

“Oh! Jadi, kamu sedang menyembunyikan seseorang di rumahmu!” Sesuai yang diperkirakan dari orang yang tumbuh bersama Nando, dia langsung mengerti begitu saja.

“Ssstt. Kamu tidak boleh memberitahu siapa pun tentang hal ini.” Nando tidak ingin semua orang tahu, karena dirinya lebih baik berhubungan diam–diam. Jika orang–orang mengetahui hal ini, terutama kedua orangtuanya, dia pasti tidak akan bisa menikmati hubungannya karena orangtuanya akan mendesaknya untuk menikah.

“Apa kamu akhirnya sadar?” tanya Julian. “Ajaklah dia makan bersama kami nanti.”

“Kamu pada akhirnya juga akan bertemu dengannya.” Setelah Nando menyelesaikan ucapannya, dia memutuskan panggilan itu.

“Apa itu Julian Gideon, si bintang film itu?” tanya Qlara dengan raut penasaran.

Nando tiba–tiba ingat kalau dia adalah penggemar Julian, jadi sebelum dia benar–benar jatuh cinta padanya, dia memutuskan untuk mencegah Julian datang ke rumahnya.

“Apa kamu menyukainya?” tanyanya sambil memicingkan matanya ke arah wanita itu. Text property © Nôvel(D)ra/ma.Org.

“Siapa yang tidak menyukainya? Semua teman–teman saya jatuh hati padanya.”

Saat itu, mata pria itu memicing tajam ke arahnya sebelum dia bertanya, “Bagaimana denganmu?”

“Saya…” Qiara dengan cepat menyadarinya dan dia terkekeh. “Saya hanya menyukai aktingnya saja. Haha.”

Senyumannya terlihat bersalah dan dia kebetulan menerima sebuah notifikasi di ponselnya saat

itu. Layar ponselnya yang tergeletak di atas meja tiba–tiba menyala dan foto Julian di pemotretan terbarunya muncul di layar itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.