Bad 1314
Bad 1314
Bab 1314 Bianca Tidak Pernah Berubah
“Tak apa. Kami menghargai keputusannya. Dia begitu menderita selama ini. Itu kegagalan dari pihak kami selaku orang tua. Kami bersandar padamu saat ini, Nando,” ujar Biantara.
Maggy pun setuju. Dia ingin hubungan cinta anaknya dengan Nando bebas dari kesalahpahaman apapun. Mereka menyaksikan betapa dalam cinta Nando pada Qiara, belum lagi keadaannya yang jauh lebih baik daripada Lathan. Terhadap lagi–laki sekualitas Nando, mereka tidak memiliki alasan untuk tidak mendukung putrinya.
“Saya harus bersiap sekarang dan pergi malam ini juga.” Qiara naik ke lantai atas.
Nando juga membantunya. Tak lama kemudian, dia turun dengan beberapa koper.
Qiara menghibur, “Ayah, Ibu, jangan terlalu khawatir menghadapi masalah ini. Saya memang ingin menjauh darinya. Saya harap kalian berdua mengerti.”
“Yang kami inginkan adalah menemukan dia dan memberi rumah tempatnya bernaung. Kami tidak pernah menginginkan hal seperti saat ini.” Air mata menggenang pada mata Maggy.
Qiara memeluk ibunya. “Ibu, awasi terus dia kapanpun Ibu bisa. Jangan biarkan dia melakukan kebodohan apapun lagi.”
“Kami akan berusaha sebaik mungkin.” Biantara merasa mereka harus terlibat di sini. Mereka tidak akan membiarkan Bianca rusak dan busuk lebih jauh.
Nando dan Qiara meninggalkan rumah, tetapi pasangan Shailendra tidak bisa tidur. Mereka mengkhawatirkan keadaan Bianca.© NôvelDrama.Org - All rights reserved.
Bianca mengemudikan kendaraannya tanpa tujuan. Dia berhenti pada sebuah bar. Sial. Apa yang saya lakukan? Saya mengacaukan segalanya. Kini mereka tahu siapa saya sebenarnya, tetapi terlambat untuk menyesali. Masih ada celah, saya akan pergi ke luar negeri dan kembali lagi setelah menjalani bedah kosmetik. Kini, saya bergerak pelan dulu sampai meraih separuh kekayaan keluarga ini. Saya akan menghancurkan keduanya bila ada peluang nanti. Dia benar–benar takut terhadap Nando saat ini. Dari semua laki–laki yang ditemuinya, Nando adalah yang paling istimewa. Dia tampan, setia, dan kaya–raya. Tidak sekali saja dia bertemu laki–laki seperti ini sebelumnya, dan satu–satunya laki- laki yang
dia kenal justru ingin menikahi Qiara. Dia sangat cemburu buta.
Mengapa dia memiliki segalanya? Dia adalah pewaris keluarga ini dan perempuan utama rumah tangga keluarga Sofyan. Dia memiliki kehidupan yang begitu baik. Dia juga tumbuh besar dikelilingi cinta kasih.
Bianca menganggap Qiara adalah lambang ketidakadilan. Mengapa dia menjalani hidup tanpa masalah berarti sementara saya harus mencuri identitas seseorang dahulu hanya untuk mendapatkan serpihan dari miliknya?
Membayangkan menyaksikan Qiara menikah dengan Nando dan membangun rumah tangga dengannya telah memancing kemarahan dalam dirinya.
Dulu Bianca bekerja di beberapa tempat seperti bar ini, jadi cukup mengenal bagaimana para
peremuan di sini bekerja. Ini membuatnya menghargai statusnya saat ini. Dia tidak pernah ingin kembali ke tempat seperti ini dan menggoyang–goyang tubuh hanya untuk beberapa ratus ribu.
Tepat ketika hendak meninggalkan tempat itu, seorang pemabuk menghentikannya. “Hei, jangan pergi. Bagaimana bila kita minum–minum bersama?”
Bianca mencibir. “Kamu tak layak menghabiskan waktu berharga saya.” Bianca segera berlalu sebelum laki–laki itu bereaksi. Saya akan menikahi seseorang sehebat Nando. Tak kan mungkin saya rela tidur dengan semua pecundang ini.
Tiba–tiba saja, dia teringat akan Lina Padma. Mengetahui bahwa Qiara dan Nando sedang dilanda cinta, Bianca menghindar dari mereka. Namun, dia bisa memberikan foto itu pada Lina dan biarkan dia menggunakannya kapanpun dia mau.
Dia kembali ke dalam mobilnya dan mengambil beberapa foto untuk diserahkan pada Lina. Hanya wajahnya yang ada pada seluruh foto, dan bagian satu–satunya dari laki–laki yang ada dalam adegan di foto itu adalah lengan atau punggungnya.